Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR
Diana Kusumastuti
INOVASI DAN DEDIKASI

Berkat Inovasi dan Dedikasinya, Diana Mendapat Predikat ASN Teladan

Diana Kusumastuti lahir dan besar di Solo. Ia bermimpi bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri di luar kota setelah lulus dari SMA 1 Solo. Ia pun memilih Universitas Diponegoro dan UGM saat mengisi formulir Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). 

Bukan main senangnya tatkala ia membaca namanya tertera di koran yang memuat nama-nama calon mahasiswa baru di Undip. Plong banget pas buka koran ada nama saya, cerita perempuan kelahiran Surakarta tahun 1967 ini. Hal yang juga mengesankan, ia terpilih mewakili fakultas untuk menerima tanda dalam upacara penerimaan mahasiswa baru. Akhirnya Diana resmi menyandang status mahasiswa Teknik Arsitektur Undip, dan selama kuliah ia tinggal di rumah saudara di Pleburan.

Cukup banyak kenangannya selama di Undip, ia mengaku tak sempat berorganisasi tapi kerap ikut basket dan kegiatan pameran. Berkat otaknya yang encer, mata kuliah yang paling sulitpun mampu ia kuasai, bahkan ia terpilih untuk mengikuti Temu Karya Ilmiah (TKI) Arsitektur di Bali. Diana juga berkesempatan menjadi asisten dosen.

Di sela kesibukan kuliah dan mengerjakan banyak tugas, ia kadang refreshing ke Gunungpati untuk menikmati hijaunya pepohonan dan udara segar. Saya tukang dolan. Ngerjain tugas arsitek kan banyak banget, sampai gak tidur, apalagi kalau tugasnya Pak Paidi harus kumpul tepat waktu. Jadi pernah main ke Gunungpati dua kali, kenangnya. 

Lulus dari Undip tahun 1991 Diana kemudian bekerja di perusahaan kontraktor, lalu menjadi konsultan interior. Tahun 1993 ia ikut rekrutmen di Kementerian PUPR dan lolos. Saya jadi pegawai negeri karena pengen sekolah. Ketika menangani Sumatera Urban Development saya ada loan dengan ADB, dan sisa loan itu boleh buat sekolah, akhirnya dapat beasiswa dari ITB, ungkap peraih gelar S2, Magister Studi Pembangunan dari ITB ini.

Saat baru masuk ia menjadi pegawai di Direktorat Bina Program. Diana berprinsip siap menerima tugas apa saja, meskipun bukan bidangnya. Pengalaman menerima berbagai tugas itu justru memperkaya kompetensinya. Diana tercatat pernah bertugas di beberapa sub direktorat, seperti Program Rencana Jangka Menengah, Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, serta Program Tata Bangungan dan Lingkungan Permukiman. Ketika ditugasi menjadi Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Program (BPPSPAM) yang bukan bidangnya, ia menerima dengan ikhlas.

Tahun 2019 Diana diangkat menjadi Direktur Bina Penataan Bangunan. Di tahun ini berbagai tugas penting ia laksanakan, seperti perencanaan Ibu Kota Negara (IKN) baru, lalu juga menyelesaikan tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yaitu di Kalimantan Barat (Entikong, Badau, dan Aruk), di NTT (Motaain, Motamassin, dan Wini), serta Skouw di Papua dengan desain terpadu, prinsip green building, dan mengedepankan unsur kearifan lokal.

Selain itu ia juga diberi tanggung jawab membangun venue-venue Asian Games di Jakarta dan Palembang, revitalisasi Stadion Manahan Solo, serta rehabilitasi bangunan cagar budaya seperti Masjid Istiqlal Jakarta, Pasar Johar Semarang, dan Pasar Atas Bukittinggi.

Yang tak kalah fenomenal sekaligus monumental adalah pembangunan rumah sakit khusus untuk pasien COVID-19. Dengan penuh kesungguhan ia menerima tugas untuk menyediakan RS Darurat COVID-19 di Pulau Galang, Yogyakarta, Lamongan, Bangka Belitung, Aceh, Manado, dan Biak Numfor. Di tengah merebaknya virus corona, ketika kebanyakan orang mengisolasi diri dan bekerja di rumah, ia justru harus beraktivitas di lapangan demi menyelesaikan fasilitas kesehatan itu dalam waktu singkat.

Diana dituntut untuk mampu bekerja cepat dan tuntas. Maka ia berkoordinasi dengan tim dari Satgas COVID-19, BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI AU, dan sebagainya. “Fasilitas di Pulau Galang adalah renovasi eks pengungsi Vietnam dan di lahan baru juga. Itu selesai dalam waktu satu bulan 10 hari. Pasiennya 300-an lebih", ujarnya bangga.

Usaha tak pernah mengkhianati hasil, kerja kerasnya berbuah manis. Berkat integritas, totalitas, dan kemampuannya merampungkan proyek-proyek strategis, Diana dinobatkan sebagai PPT Teladan (Pejabat Pimpinan Tinggi Teladan) pada ajang Anugerah ASN 2020 yang diselenggarakan Kementerian PAN-RB.

Tak hanya layak diganjar dengan predikat teladan, inovasi dan dedikasinya mengantarkan Diana pada jabatan yang lebih tinggi. Pada Desember 2020, Diana Kusumastuti dilantik menjadi Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR. Alhamdulillah. Ini amanah, harus ikhlas, komitmen, dan mudah-mudahan bisa bekerja sama dengan tim, tutur salah satu Srikandi PUPR ini.  

Sebagai ibu tiga anak, Diana tak memungkiri tak jarang ia harus jauh dari keluarga. Semua pengorbanan itu ia jalani dengan ikhlas demi menjalankan tugas negara, sebagai wujud sumbangsihnya bagi bangsa dan tanah air tercinta. Ia bersyukur selama ini mendapat dukungan penuh dari keluarga.

Setinggi apapun kariernya, ia berusaha menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Tentu ia selalu memberi waktu untuk berkumpul dengan suami dan anak-anak. Diana juga kerap mengundang kakak dan adiknya untuk makan bersama dan main badminton di akhir pekan. Ia bahkan rajin mengajak ibu-ibu di kompleks rumahnya untuk senam bersama.